Pendekatan Kesusastraan
Hampir di setiap zaman, seni
termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini
terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi
nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam filsafat atau agama. Karena seni
adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi,
dan nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara
penyampaiannya.
Sastra mempunyai peranan yang lebih
penting, karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa juga mempunyai kemampuan
untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk
memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian
manusia dengan bahasa pada hakekatnya adalah satu.
Sastra juga mempermudah komunikasi,
karena karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu, filsafat yang
juga mempergunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan
yang digarap oleh filsafat adalah abstrak.
Sastra juga didukung oleh cerita.
Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah
mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.
Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan
untuk mendidik ahli-ahli dalam satu bidang keahlian yang termasuk di dalam
pengetahuan budaya (The Humanities). Akan tetapi semata-mata sebagai salah satu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dengan cara memperluas wawasan pemikiran
serta kemampuan kritikal terhadap nilai-nilai budaya. Sastra digunakan sebagai
alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan, yang membantu kita untuk
menjadi lebih humanus.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan
Dengan Prosa
Dalam bahasa Indonesia prosa sering
diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita
atau prosa kisahan, yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang
dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya
dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita
mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
1. Prosa Lama, adalah prosa bahasa
Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya barat. Prosa Lama meliputi :
- Dongeng
- Hikayat
- Sejarah
- Epos
- Cerita pelipur lara
2. Prosa Baru adalah prosa yang
dikarang bebas tanpa aturan apapun. Prosa Baru meliputi :
- Cerita pendek
- Roman / novel
- Biografi
- Kisah
- Otobiografi
Komponen dalam Prosa Lama adalah
sebagai berikut :
- Pantun : bentuk puisi yang terdiri atas 4 baris yang
bersajak bersilih dua-dua (ab-ab).
- Gurindam : puisi Melayu lama yang terdiri dari dua
larik (baris), mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan
yang utuh.
- Mantera : merupakan salah satu genra puisi Melayu
tradisional yang diwarisi sejak zaman primitif, prasejarah dan animisme.
- Talibun : sejenis puisi lama seperti pantun karena
mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris
hingga 20 baris).
- Sage : cerita lama yang berhubungan dengan sejarah,
yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban
seseorang.
Komponen dalam Prosa Baru adalah
sebagai berikut :
- Novel : sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan
naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata
novel berasal dari bahasa italia novella yang berarti “sebuah
kisah, sepotong berita”.
- Biografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan
seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal
lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita
tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.
- Cerpen : cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen
bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi.
- Drama : salah satu bentuk karya sastra yang memiliki
bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa
yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”.
- Soneta : salah satu bentuk sastra baru yang berasal
dari Italia. Soneta masuk kedalam sastra Indonesia baru.
Prosa Fiksi adalah kisahan atau
ceritera yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta
tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera.
Dalam membaca prosa fiksi seperti
novel atau cerita pendek, pasti dapat ditemukan beberapa nilai, diantaranya :
1. Prosa
fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan atau kesenangan yang
diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman seperti
menagalami peristiwa itu sendiri.
2. Prosa
fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi
yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3. Prosa
fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi
imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari
warisan budaya bangsa.
4. Prosa
memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.
Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon
emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda dari apa yang
disajikan dalam kehidupan sendiri.
Dari banyak memperoleh pengalaman
sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama di dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin sangat berlainan
dari pribadinya.
Berkenaan dengan moral, karya sastra
dibagi dua, yaitu karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya, dan karya
sastra yang menyuarakan gejolak zamannya.
Karya sastra yang menyuarakan
aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki
zamannya. Sedangkan karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya
tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Adapun beberapa contoh karya sastra
adalah : Mahabrata dan Ramayana, Hikayat Hang Tuah, dan Layar Terkembang.
Puisi termasuk seni sastra,
sedangkan satra bagian dari kesenian, dan kesenian adalah cabang unsur
kebudayaan. Kalau diberi batasan, puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair
mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang
asrtistik, estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan, atau
keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun
puisinya dengan menggunakan :
- Figura bahasa
- Kata-kata yang ambiquitas
- Kata-kata berjiwa
- Kata-kata yang konotatif, dan
- Pengulangan
Dibalik kata-katanya yang padat,
ekonomis, dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi tentang potret kehidupan
manusia. Puisi merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap
kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa
yang asrtistik.
Adapun alasan-alasan yang mendasari
penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman
dalam sastra puisi disebut ” pengalaman perwakilan “. Ini berarti bahwa manusia
senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih
menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar sekumpulan pengalaman langsung
yang terbatas.
Pendekatan terhadap pengalaman
perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative
entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan
pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
- Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual
Dengan membaca puisi kita diajak
untuk dapat menjenguk hati / pikiran manusia, baik orang lain maupun diri
sendiri. Karena melalui puisinya penyair menunjukkan kepada pembaca bagian lain
dalam hati manusia, dan menjelaskan pengalaman setiap orang.
- Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia
tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dalam issue
dan problem sosial. Secara imaginatif, puisi dapat menafsirkan situasi dasar
manusia sosial yang bisa berupa :
- Penderitaan atas ketidakadilan
- Perjuangan untuk kekuasaaan
- Konflik dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi pada umumnya sarat akan
nilai-nilai etika, estetika juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang
banyak mewarnai puisi adalah cinta kasih.
Sumber : e-Learning Universitas Gunadarma,
Google
Menurut saya, dalam hal ini seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, Karena seni
adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi,
dan nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara
penyampaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar